BAB I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Dalam upaya mendapatkan pekerjaan ( proyek ) pada
sector jasa konstruksi hampir selalu melalui
proses yang dinamakan pelelangan ( tender ). Proses
ini menjadi sangat penting bagi pengusaha jasa konstruksi,
karena kelangsungan hidupnya sangatlah tergantung dari berhasil atau tidaknya proses ini. Penetapan harga pelelangan ( tender ) ditentukan oleh berbagai pertimbangan
dan terkadang hanya berdasarkan naluri bisnis. Hal ini sangatlah menentukan besar / kecilnya keuntungan ( profit ) yang masih mungkin diperoleh kontraktor dan persentase kemungkinan memenangkan
proyek.Pemasaran merupakan
suatu fungsi yang meliputi sejumlah aktivitas dalam menukarkan
jasa perusahaan konstruksi untuk keuntungan
ekonomis. Menurut konsep pemasaran modern, focus aktivitas tersebut
adalah pelelangan, dan mengalir kembali kepada kontraktor yang kemudian dapat merencanakan cara untuk memenuhi kebutuhan
tersebut. Penawaran bersaing ( competitive
bidding ) adalah
jenis lain dari
pricing dalam istilah pemasaran. Dalam penawaran bersaing, setiap
penawar pada suatu kontrak tertentu harus
menyerahkan yang masih dapat dipertanggungjawabkan ( lowest, responsive, dan
responsible) akan memenangkan tender tersebut.Strategi penawaran ( bidding strategy ) bagi suatu
perusahaan sangatlah bergantung pada tujuan
perusahaan, di antaranya
adalah memaksimumkan keuntungan ( profit
). Karakteristik kontrak dalam industry
konstruksi ditandai oleh persaingan
yang makin meningkat, batas keuntungan yang tidak tinggi
( low profit margin ), dan nilai risiko gagal yang tinggi.
Perkiraan harga sebuah proyek adalah biaya hasil perhitungan
yang dilakukan oleh seorang estimator berdasarkan dokumen lelang ( gambar rencana dan
spesifikasi ). Dalam tahap ini harga yang diperoleh adalah harga biaya langsung
( direct cost ), sedangkan harga penawaran adalah biaya
langsung ditambah sejumlah nilai nominal
tertentu. Besarnya penambahan biaya tertentu tersebut disebut
nilai markup, dengan maksud agar kontraktor
memperoleh keuntungan dan menutupi biaya overhead perusahaan. Markup adalah selisih antara harga penawaran dengan
rencana anggaran biaya pekerjaan ( biaya langsung ditambah dengan biaya tak langsung
).
Permasalahan utama kontraktor dalam mengajukan penawaran
adalah menempatkan harga penawaran tidak dapat
diajukan terlalu tinggi dengan harapan untuk mendapatkan profit yang besar, sebaliknya tidak dapat mengajukan harga terlalu
rendah dengan harapan peluang mendapatkan proyek semakin besar. Dua kondisi yang
berlawanan ini berlangsung dalam waktu yang sama, sehingga akan sangat menyulitkan kontraktor untuk menentukan harga penawaran yang tepat
( terbaik ). Dalam
penawaran pelelangan proyek, segala sesuatunya harus nampak
jelas dan rasional,
sehingga hal ini
sangat
penting dalam menentukan
strategi penawaran yang tepat.
Masalah – masalah yang akan timbul diantaranya adalah
sebagai berikut :
• Persaingan
kontraktor semakin meningkat dalam memenangkan
kontrak atas pekerjaan
melalui penawaran bersaing.
• Penambahan markup yang terlalu besar atas biaya estimasi proyek akan mempersulit
kontraktor untuk memenangkan proyek.
• Penambahan
markup
yang terlalu rendah atas
biaya estimasi proyek akan
mempersulit
kontraktor untuk mendapatkan keuntungan.
Mendapatkan perkiraan nilai markup yang diimplementasikan
dalam penawaran proyek – proyek konstruksi,
sehingga dapat digunakan
sebagai “ acuan
“dalam pengajuan harga penawaran. Menyediakan suatu alat
bantu bagi kontraktor
dalam menyusun strateginya menghadapi tender sistem
penawaran bersaing, mengetahui kesempatan terbaik dalam mengikuti tender sistem penawaran bersaing ( mendapatkan ) kesempatan optimum
untuk memenangkan proyek dan mendapatkan keuntungan ).
1.2 Maksud dan Tujuan
Maksud dan tujuan penulisan ini adalah menjelaskan
tentang pola kerja dan strategi kontraktor
dalam menyusun proposal tender, terutama dalam mengantisipasi resiko
pekerjaan.
Tujuan yang ingin dicapai adalah untuk mengetahui
strategi harga penawaran yang terbaik untuk memenangkan suatu tender dengan memperoleh
keuntungan yang baik pula.
1.3 Perumusan Masalah
Tahap awal dalam perkara penawaran ( bidding ) adalah
menentukan untuk ikut atau tidak ikut dalam sebuah pelelangan. Keputusan ini sangat
tergantung dari 4 aspek , yaitu:
• Aspek
dari proyek itu sendiri ( jenis proyek, ukuran proyek, tingkat resiko)
• Aspek
internal perusahaan ( kebutuhan akan pekerjaan, kemampuan perusahaan)
• Aspek
pasar ( kondisi ekonomi, kompetisi antarpenawar)
• Aspek
sumber daya yang dimiliki ( estimator, subkontraktor).
Sebagai gambaran, untuk menyusun proposal tender proyek
konstruksi, kira – kira daftar pekerjaan
kontraktor akan seperti ini :
1. Memahami
scope of work dan kondisi kontrak
2. Membaca
spesifikasi material / pekerjaan dari setiap bagian konstruksi
3. Melakukan
site visit untuk memahami kondisi lokasi
4. Menghitung
seluruh quantity pekerjaan dari gambar tender (civil, steel structures,piping,
mechanical, E/I, architectural,
pipelines )
5. Meminta
penawaran harga dari supplier / subkontraktor
6. Membuat
review tentang metode konstruksi yang akan digunakan
7. Membuat
review tentang resources yang diperlukan
8. Menganalisa
harga satuan setiap pekerjaan
9. Menyusun
schedule pekerjaan, untuk dibandingkan dengan jangka waktu
10. Penyelesaian proyek yang diminta oleh Client.
Adapun beberapa faktor resiko yang perlu diperhitungkan
dalam membuat suatu penawaran pada tender proyek konstruksi, yakni:
a. Inflasi
Setiap negara memiliki nilai inflasi pada tiap daerahnya.
Tiap daerah di Indonesia memiliki inflasi
sekitar 8 – 10 % tiap tahunnya.
Hal ini berpengaruh
terhadap fluktuasi pada biaya pekerja dan
material selama periode pelaksanaan konstruksi,
sehingga penting untuk diperhitungkan apabila sewaktu – waktu harga material naik
pada saat pelaksanaan proyek sedang berjalan.
b. Lokasi proyek
Lokasi proyek juga memperhitungkan
harga penawaran tender. Sebelumnya kita harus melihat dimana letak lokasi proyek, apakah berada di daratan
tinggi, daratan rendah, melewati sungai, ataupun berada di tengah perkebunan. Hal – hal
tersebut sangat berpengaruh terhadap biaya mobilitas dan material yang dipergunakan
disana.
c. Keadaan Lapangan
Keadaan meliputi; jenis tanah, sumber air yang dibutuhkan,
dan kontur dari lapangan tersebut. Seperti halnya jenis tanah pada lokasi proyek
merupakan tanah merah, justrusangat berpengaruh
kepada lamanya proses penggalian.
Lama pekerjaan menjadi semakin bertambah
sehingga kontraktor dapat melakukan
penawaran terhadap penambahan waktu pekerja (lembur).
d. Cuaca lokasi
proyek
Cuaca di lapangan merupakan faktor resiko yang perlu
diperhitungkan. Faktor cuaca itu seperti intensitas hujan, angin, dan suhu. Misalnya, faktor
hujan mempengaruhi terhadap pekerjaan. Apabila jenis tanah di proyek merupakan tanah merah, berarti
pekerjaan semakin berat jika
hujan turun dalam
intensitas yang besar.
Hal ini mempengaruhi terhadap sulitnya pekerjaan dan mobilitas material, sehingga kontraktor sangat memperhitungkan terhadap perpanjangan
waktu dan biaya.
e. Keamanan
Keamanan suatu wilayah sangatlah menunjang pengerjaan suatu proyek
pembangunan. Dalam faktor ini keamanan dipengaruhi oleh kehidupan sosial dan suasana
politik pada wilayah proyek tersebut. Apabila
suatu daerah dianggap tidak aman maka kontraktor perlu memperhitungkan biaya keamanan seperti penambahan
penjagaan terhadap material dan operasional pada lokasi proyek.
f. Ketersedian
bahan material
Ketersediaan material sangatlah penting, berhubung
kontraktor memerlukan material untuk melaksanakan
pembangunan. Namun apabila
pada daerah tersebut
sangat minim ketersediaan material (seperti
semen, pasir,kayu, besi dan sebagainya), maka kontraktor membeli
pada daerah lain yang terdekat
dari lokasi proyek. Sehingga menambah mobilitas dari bahan material
tersebut. Factor resiko ini dapat diperhitungkan dalam membuat suatu penawaran.
1.4 Pembatasan Masalah
Lingkup pembahasan
yang diambil disini dititikberatkan pada strategi
harga penawaran tender pada proyek konstruksi dengan memperhitungkan faktor
resiko. Penawaran dalam tulisan ini adalah untuk tender sistim terbuka yang digunakan sebagai studi tentang
model strategi penawaran untuk proyek konstruksi di
Indonesia, khususnya pada pembangunan
perumahan.
1.5 Metodologi
Metodologi dalam penulisan
ini adalah studi
literature dengan
menerapkan pada suatu kasus tender proyek agar pengaplikasiannya dapat dilihat lebih
jelas. Metode ini dimulai dengan studi literature
tentang strategi penawaran tender dari berbagai refrensi buku. Tahap – tahap yang perlu dilakukan adalah:
1. Pengambilan
data penawaran konstruksi
Pengambilan data-data penawaran dilakukan kontraktor
pada pelelangan tender.
Data – data yang dikumpulkan, meliputi penawaran selama beberapa waktu beserta
data penawaran tender terakhir sebagai data pengujian dan lembar kontrak kerja.
2. Pengolahan
data
Data–data penawaran selama beberapa waktu pada tender proyek
pembangunan perumahan digunakan sebagai acuan penghitungan
estimasi biaya proyek.
Kemudian data-data penawaran diubah menjadi
rasio penawaran terhadap estimasi biaya dan
dilanjutkan dengan perhitungan mean, standar deviasi dan varian.
Dilanjutkan dengan perhitungan probabilitas menang.
3. Membuat
kesimpulan
Bila kontraktor sangat membutuhkan pekerjaan demikian
pula dengan para pesaing yang juga membutuhkan, dan sama-sama menguasai teori model
strategi penawaran, maka sebaiknya digunakan model Friedman dengan distribusi diskrit
berganda untuk para pesaing yang dikenal identitasnya, namun apabila para pesaing tidak dikenal identitasnya
maka gunakan model Friedman dengan distribusi
normal tunggal. Bila para pesaing tidak terlalu membutuhkan pekerjaan atau permintaan
pasar lagi 'boom', maka sebaiknya menggunakan model penawaran Gates atau Ackoff
& Sasieni yang menghasilkan mark up optimum
yang lebih besar. Sebaiknya diusahakan kecermatan dalam menghitung estimasi biaya proyek agar didapat hasil
yang mendekati biaya aktual proyek.
1.6 Sistematika Pembahasan
Uraian mengenai umum, latar belakang permasalahan,
maksud dan tujuan, perumusan permasalahan yang hendak dibahas, pembatasan permasalahan,
metodologi penulisan, serta sistematika penulisan.
BAB II : Tinjauan Pustaka
Uraian singkat
mengenai penawaran pada suatu
tender proyek konstruksi,
serta dijelaskan secara teoritis
mengenai faktor pertimbangan menyusun penawaran dan strategi untuk memenangkan tender.
Dokumen-dokumen yang diperlukan untuk sebuah
tender biasanya mengikuti persyaratan yang diminta oleh owner dalam proses
penawaran proyek akan tetapi jika kita punya daya kreatif dan inovasi tinggi
tentunya akan memberikan melebihi permintaan agar dapat menjadi yang terbaik
dan memenangkan proses pelelangan proyek, meskipun untuk memenangkan tender
terdapat berbagai faktor penentu lainya setidaknya dengan membuat dokumen
penawaran yang baik kita sudah melakukan selangkah kedepan.
Tender proyek adalah sebuah proses pemilihan
kontraktor yang tepat untuk melaksanakan proyek
Dokumen lelang yang disiapkan owner ( pemilik
proyek) atau diwakili konsultan antara lain:
·
Rencana
kerja dan syarat-syarat
·
Syarat-syarat
megikuti lelang
·
Jadwal
lelang
·
Daftar
pekerjaan dan volume masing-masing pekerjaan ( bill of quantity)
·
Gambar
perencanaan proyek
Definisi proyek
Dokumen lelang yang disediakan kontraktor dalam
penawaran proyek konstruksi antara lain:
·
surat
keterangan ahli konstruksi
·
Pengalaman
kerja perusahaan
·
Daftar
tenaga ahli
·
Daftar
peralatan proyek
·
Schedule,
atau jadwal proyek (kurva s, network planning atau bar chart)
·
Metode
kerja pelaksanaan proyek
·
Surat
jaminan pelaksanaan dari bank
·
Foto
kopi KTP dan ijazah tenaga ahli
·
Rencana
anggaran biaya pelaksanaan proyek
·
struktur
organisasi pelaksanaan proyek
·
Spesifikasi
bahan yang akan dipakai untuk proyek
·
dll
BAB III: Model – model Strategi Harga Penawaran Dengan
Memperhitungkan faktor resiko pada tender proyek konstruksi.
BAB IV: Pembahasan
Bab ini membahas
dan menganalisa penawaran yang dipakai dalam penerapan model strategi penawaran
dengan
menerapkannya pada proyek pembangunan
perumahan
BAB V : penutup
Kesimpulan
Dapat ditarik kesimpulan bahwasanya dalam proses tender kecermatan, ketelitian, kejelian, pengamatan dan
pengalaman adalah hal paling utama yang
harus dimiliki oleh para pelaku tender, karna siapapun itu tidak ada yang mau atau
siapa pun itu dalam menjalankan usahannya berkeinginan merugi apalagi bangkrut,
maka dari itu kesemuanya itu harus dimiliki para pelaku usaha, karna persaingan
semakin ketat, bukan hanya untuk mengejar keuntungan semata bagi para
kontraktor, tapi juga untuk membuktikan kualitas, kuantitas dan keprofesionalan
para pelaksana tender untuk membuktikan diri menjadi yang terbaik, dan bersaing
secara sehat dalam prosesnya
Daftar pustaka
-
Refrensi dari para pelaksana tender proyek property.